Jumat, 01 Mei 2020

Babak Baru Bu Camat 'Bubarkan Salat Jumat' Munculkan Front Pembela Umat



Parepare - Polemik pembubaran salat Jumat di Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), masuki babak baru. Kali ini Front Pembela Umat (FPU) muncul dan berbicara soal pelaporan Camat Ujung, Andi Ulfa Lanto, ke polisi.

FPU adalah pihak yang mendampingi pelapor Camat Ujung atas tudingan penistaan agama. FPU menilai pelaporan ke polisi muncul sebagai dampak dari Surat Edaran Wali Kota Parepare.

Mereka mengatakan masyarakat masih belum benar-benar jelas soal boleh-tidaknya menggelar salat Jumat berjemaah di masjid. Sekretaris FPU Kota Parepare, Abdul Rahman Saleh (Arsal), mengaku sudah beberapa kali ingin bertemu Wali Kota Parepare Taufan Pawe untuk meminta kejelasan.

FPU Kritik MUI Sulsel-Wali Kota

"Ini adalah dampak dari terbitnya surat edaran Wali Kota. Beberapa kali kami mau bertemu Wali Kota, tapi tidak terpenuhi untuk mempertanyakan edaran tersebut," kata Arsal dalam jumpa pers di Warkop Gelatik, Parepare, Jumat (1/5/2020).



Dalam surat edaran tersebut, lanjut Arsal, tidak ada larangan untuk melaksanakan salat Jumat. Arsal menuturkan yang ada hanya berupa imbauan.

Dia juga mengomentari pernyataan Sekretaris MUI Sulsel, Prof Muhammad Ghalib. Menurutnya, komentar Prof Ghalib tidak sepenuhnya memahami persoalan.

Pemda Kurang Sosialiasi

"Apa yang dilakukan tidak sesuai surat edaran dengan tidak ada larangan, justru menjurus ke bentuk penodaan dan tidak memiliki etika. Karena orang masuk masjid harus wudhu dulu sementara khatib sudah khotbah lalu dibubarkan. Itu yang tidak dipahami oleh Pak Prof," kata Arsal.

"Kami sesalkan pernyataan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, dalam hal ini Prof Gholib, tanpa didahului tabayun dan memperhatikan duduk masalahnya, seolah-olah mengerti duduk perkaranya apa yang terjadi," tambahnya.

Sekum MUI Sulsel sebelumnya menilai bahwa langkah Camat Ujung Andi Ulfa Lanto melarang warganya salat Jumat di masjid tidak bisa disebut menistakan agama. Sebab, Ulfa Lanto bertujuan menyelamatkan warganya.

Ketika saya ditanya bahwa ada salah seorang camat di Kota Parepare yang melarang pelaksanaan salat Jumat, apa itu termasuk penistaan agama? Saya jawab 'tidak masuk penistaan agama', karena itu dilaksanakan untuk memelihara keselamatan jiwa masyarakatnya dan salah satu dasarnya adalah imbauan MUI Sulsel," tegas Prof Ghalib dalam rilisnya, Jumat (1/5).

Kemudian Ghalib memaparkan sejumlah kebijakan diambil oleh pemerintah di negara-negara Muslim. Kebijakan itu, sebutnya, didasarkan pada prinsip hifdzun nafs ini.

"Di negeri kita, ada edaran Menteri Agama agar tarawih dan tadarusan dilakukan di rumah masing-masing. Juga imbauan peniadaan acara buka puasa bersama, peringatan Nuzulul Quran, i'tikaf dan salat Idulfitri yang melibatkan banyak orang. Kebijakan-kebijakan yang berbasis fatwa ulama ini harus kita pahami secara bijak juga," ujarnya.

"Itu adalah bentuk usaha lahiriah manusia dalam menghindari wabah Corona yang bahayanya sudah jelas dan terbukti memakan banyak korban. Karena itu tidak tepat kiranya jika ia diremehkan atau dikait-kaitkan dengan isu-isu lain yang tidak relevan, sebagaimana kadang kita temukan di media sosial," lanjut Ghalib.

Sebelumnya diberitakan, Ulfa dilaporkan ke polisi usai membubarkan salat Jumat di Masjid Ar Rahma, Cappa Ujung, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, pada 17 April 2020 lalu. Bu Camat melakukan pembubaran karena khawatir terjadi penyebaran virus Corona bila warga berkumpul.

Namun belakangan ada warga yang tidak puas dengan aksi sang Camat dan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum. Pelapor menuding Ulfah melakukan penodaan agama. Aksi sang camat ini juga sempat ramai beredar di media

Terkait pelaporan itu, Kemenag membela Ulfa. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menyayangkan adanya camat di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, yang dipolisikan karena membubarkan salat Jumat di tengah pandemi Corona. Menurutnya, apabila camat tersebut membubarkan salat Jumat bertujuan mencegah penularan COVID-19, itu merupakan bentuk tanggung jawab pemimpin agar warganya terhindar dari wabah.

"Saya kira kita harus melihat dari niatnya, lihat dari maksudnya alasannya apa, apakah alasannya untuk menistakan agama atau apa, karena sebagai camat tentu punya tanggung jawab menjaga warganya dari infeksi Corona atau untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 itu," kata Kamaruddin.

sumber : https://news.detik.com/berita/d-4999315/babak-baru-bu-camat-bubarkan-salat-jumat-munculkan-front-pembela-umat?tag_from=wpm_nhl_4

Rabu, 29 April 2020

Video Sopir Ojol Menangis, Diduga Kelaparan karena Sepi Orderan



Seorang perempuan paruh baya yang bekerja sebagai sopir ojek online (ojol) terekam kamera menangis sambil mengeluhkan orderan yang sepi.

Video sopir ojol tersebut menuai perhatian khalayak setelah dibagikan oleh pemilik akun Twitter @orenjmania belum lama ini.

Tampak dari rekaman berdurasi 1 menit 2 detik itu, sopir ojol yang memakai kerudung cokelat tengah menahan kesakitan.

Ia menangis karena tidak mendapatkan orderan selama beberapa hari terakhir, sehingga tidak bisa mendapatkan uang.

"Gue nggak punya suami. Nggak ada yang peduli sama gue. Orderan nggak ada, beberapa hari sepi orderan," ucap sopir ojol yang tak membendung air matanya.

Melihat hal itu, seorang pun berusaha menenangkan sopir ojol dengan memberikan pelukan. Namun sopir ojol kembali histeris meratapi nasibnya yang kesulitan mencari nafkah.

"Pusing gue mikirin orderan," ungkapnya tersebut.

Orang yang memeluk sopir ojol kemudian berkata, "Sepi orderan, jadi kita nggak bisa makan, nggak bisa ngasih makan anak-anak kita di rumah".

Sementara dari keterangan yang dituliskan oleh @orenjmania, sopir ojol itu menangis karena kelaparan akibat orderan sepi.

"Kepada YTH @gojekindonesia malam ini escort drivermu, karena ga ada orderan ampe kelaparan..Terima kasih," tulisnya seperti dikutip Suara.com, Selasa (28/4/2020).

Sementara dalam cuitan selanjutnya, akun tersebut menyertakan video kendaraan yang diduga membawa sopir ojol ke rumah sakit.

"Yang dibutuhkan adalah orderan merata, bukan prioritas yang terus diberikan orderan. Program berkahmu, gagal," sambungnya.

Mendapat laporan tersebut, akun @gojekindonesia pun memberikan tanggapan melalui kolom komentar.

"Hai Kak, terkait dengan laporan yg kakak sampaikan, kami telah mengirim pesan via DM, silakan di cek DM kami ya kak. Tks Ari," tulisnya.

Kontan saja, video sopir ojol menangis karena sepi orderan sampai kelaparan mengundang simpati khalayak.

Sopir Ojol Dapat Bantuan

Tak lama setelah viral, akun @orenjmania mengabarkan bahwa sopir ojol telah mendapat bantuan dari Gojek Indonesia.



"Alhamdulillah.. Mpok nya sudah di rumah, bantuan dari @gojekIndonesia telah sampai dgn bantuan Alumni GARSA.. cepet sehat ya Mpok.. Terima kasih om @gojek24jam dan sahabat bintang Timur..," cuitnya.

Hal itu ditunjukkan lewat video yang menampilkan sopir ojol tengah duduk bersama sejumlah orang. Seorang tampak memberikan amplop kepada sopir ojol.

Ini uang cash dan sembako, semoga berkah buat Mpok. Maaf karena kita terima videonya udah malam. Ini juga kita langsung dikomando ke sini," ucap perempuan tersebut.

Mendapat bantuan sedemikian rupa, sopir ojol pun menyampaikan terima kasih.

sumber : https://amp.suara.com/news/2020/04/28/212155/video-sopir-ojol-menangis-diduga-kelaparan-karena-sepi-orderan

Selasa, 28 April 2020

Pengusaha Minta Bersabar soal THR, Buruh: Tak Bisa Ditunda



Pengusaha mengaku kesulitan membayar tunjangan hari raya atau THR pada Lebaran tahun ini. Namun, pengusaha berjanji akan tetap berusaha membayarnya, entah dicicil ataupun ditunda.

Tapi, kalangan buruh menolak apabila THR dicicil ataupun ditunda. Ketua Departemen Komunikasi dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Kahar S. Cahyono menyatakan bahwa buruh tetap ingin THR dibayarkan penuh paling lambat H-7 Lebaran.

Kahar mengatakan THR tidak bisa dicicil apalagi ditunda, pasalnya tunjangan yang diberikan akan digunakan buruh untuk merayakan Lebaran.

"Bagi KSPI, THR ini harus dibayar penuh dan paling lambat H-7 Lebaran, hari raya. Aturannya seperti itu. Prinsipnya tak bisa dicicil atau ditunda, karena THR beda dengan upah. Ini kan sudah ditentukan waktunya diperuntukkan untuk merayakan hari raya," kata Kahar kepada detikcom, Selasa (28/4/2020).

Terlebih lagi Lebaran akan jatuh di tengah situasi pandemi Corona, menurut Kahar kondisi akan sangat sulit bagi para buruh.

"Kalau dicicil kan bukan tunjangan hari raya lagi, karena kita butuh ini untuk merayakan Lebaran, apalagi juga di situasi serba sulit seperti ini," jelas Kahar.

Kahar juga mengatakan THR adalah kewajiban rutin tahunan tiap perusahaan. Oleh karena itu harusnya dana THR sudah disiapkan jauh-jauh hari, tanpa harus mempertimbangkan ada virus Corona atau tidak.

"THR ini kan salah satu hak pekerja dan ini rutin tahunan, seyogyanya ini juga sudah dianggarkan oleh perusahaan dari jauh-jauh hari. THR-nya kan bukan suatu hal yang dadakan, karena ini rutinitas," papar Kahar.

Kahar juga menyoroti perusahaan yang masih otoriter terhadap pekerjanya. Menurutnya, keputusan soal THR harus didiskusikan dengan pekerja juga, hal itu sesuai arahan Kementerian Ketenagakerjaan. Namun, banyak perusahaan masih mengambil keputusan sepihak.

"Ini juga banyak perusahaan yang tinggal tempel pengumuman saja nggak mau bayar THR tanpa berunding. Padahal kan Kemenaker sarankan harus berunding dulu dua belah pihak. Masih banyak perusahaan yang otoritatif dengan pekerjanya," ungkap Kahar.

Sebelumnya, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Sarman Simanjorang meminta agar pekerja bersabar menanti THR. Dia mengatakan pengusaha akan tetap membayar THR, tapi tidak sekarang.

"Komitmen kami membayar tetap jalan. Tapi ingat kan ini ada kejadian luar biasa membuat pengusaha terpuruk, jadi kita mesti cari solusi bersama," kata Sarman kepada detikcom

sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4994384/pengusaha-minta-bersabar-soal-thr-buruh-tak-bisa-ditunda?tag_from=wp_nhl_6&_ga=2.76855509.1712775954.1587874366-230496913.1541780864

Taiwan Berencana Ubah Desain Paspor, Ada Gambar Minuman Boba



Pemerintah Taiwan berencana mengubah desain paspor dan menambahkan gambar minuman boba pada dokumen tersebut. Minuman boba yang berisi bola-bola kecil bertekstur kenyal ini memang berasal dari Taiwan.
Mengutip laporan Taiwan News, gagasan untuk menyematkan gambar minuman boba muncul seiring dengan desakan untuk menghilangkan tulisan "Republic of China" dari paspor Taiwan. Desakan itu sudah diserukan sejak beberapa tahun belakangan karena menimbulkan kerancuan ketika warga negara Taiwan bepergian ke luar negeri.

Pemerintah Taiwan menyatakan kerap mendapatkan keluhan warga negaranya ditolak masuk ke negara lain karena petugas di sana tidak bisa membedakan antara "Republic of China" (Taiwan) dengan "People’s Republic of China" (Cina/Tiongkok). Terlebih di masa wabah corona, negara lain akan lebih waspada jika kedatangan pengunjung dari Cina.

Pada 20 April 2020, legislator Partai Progresif Demokratik, Chung Chia-pin mengusulkan tiga desain baru paspor. Dari tiga desain itu, ada yang bergambar segelas boba atau minuman bubble tea. Seorang desainer grafis, Yu Yen-chih mencoba membuat warna latar paspor sangat mirip boba atau teh susu.

Desainer yang tinggl di Hualien ini menggambar paspor Taiwan dengan tulisan "Taiwan Passport" dan lingkaran-lingkaran kecil berwarna hitam di bagian bawah, mirip seperti boba. Ada satu lagi model paspor yang dia buat dengan tulisan "Passport" lalu gambar segelas boba kemudian di bawahnya tertera "Taiwan".

Mengutip Food and Wine, minuman boba muncul pada akhir 1980-an di Taiwan. Saat itu, minuman boba terdiri dari es serut, teh susu, dan bola-bola kecil yang terbuat dari tepung tapioka. Susunannya, boba di bagian paling bawah, lalu ditimpa es serut, kemudian disiram teh susu. Sekarang minuman boba dimodifikasi. Tak harus selalu teh susu melainkan bisa diganti dengan aneka rasa minuman. Es batu dipilih karena lebih praktis ketimbag es serut, dan tentunya boba.

sumber : https://travel.tempo.co/read/1335942/taiwan-berencana-ubah-desain-paspor-ada-gambar-minuman-boba/full&view=ok

Utamakan Jaga Jarak, Siswa SD di Tiongkok Diminta Pakai Topi Satu Meter



Setelah tiga bulan diliburkan karena Covid-19, kini banyak sekolah di Tiongkok mulai mengaktifkan kembali proses belajar. Namun, beredar di media sosial bahwa anak-anak diminta untuk memakai topi yang dimodifikasi.

Pada bagian atas topi tersebut harus diisi dengan ukuran satu meter agar dapat menjaga jarak dengan teman sekelasnya. Kepala Kekolah Dasar Yangzheng di Hangzhou, mengatakan bahwa topi itu akan membantu siswa jaga jarak.

"Kami meminta siswa kami untuk mengenakan topi satu meter agar tetap menjaga jarak satu meter dari satu sama lain," kata Hong dilansir dari Daily Mail, Selasa (28/4/2020).

Para siswa juga tetap bisa melakukan komunikasi dengan teman sekelas memakai topi tersebut. Para guru juga sebelumnya meminta murid mereka untuk membuat tutup kepada sebelum kembali ke sekolah.






Bulu-bulu panjang horisontal seperti digunakan di zaman Dinasti Song yg seharusnya untuk mencegah para pejabat berkonspirasi menyuarakan satu sama lain ketika berada di pengadilan, jadi jarak sosial sebenarnya adalah fungsi aslinya.

sumber : https://www.indozone.id/news/Z8sbj1/utamakan-jaga-jarak-siswa-sd-di-tiongkok-diminta-pakai-topi-satu-meter/read-all?utm_source=bacajuga&utm_medium=baca_juga&utm_campaign=hitbacajg

Minum Miras Oplosan Supaya Tak Kena Corona, 5 Pria di Bekasi Tewas



Tujuh pria di Tambun, Bekasi, pesta minuman keras (miras) oplosan di tengah pandemi Corona. Kini, korban tewas bertambah satu orang, sehingga total menjadi 5 orang.
"Yang meninggal (jadi) 5 (orang)," ujar Kanit Reskrim Polsek Tambun AKP Elman ketika dihubungi detikcom, Sabtu (4/4/2020).

Elman mengatakan 7 pria tersebut minum miras oplosan campuran gingseng, minuman berenergi, dan alkohol. Belum diketahui berapa takaran alkohol yang digunakan.

Elman menegaskan pria-pria tersebut minum miras oplosan untuk menangkal virus Corona. Diyakini miras oplosan dapat membuat tubuh kebal dari virus Corona.

"Kita nggak tahu dari mana sumber informasi mereka dapatkan bahwa kalau sudah minum minuman oplosan dicampur gingseng dan Kratingdaeng itu kalau sudah kena COVID, mati kumannya. Kalau yang belum kena (COVID-19), dia akan kebal," tutur Elman.

Diketahui, kejadian itu terjadi pada Kamis (2/4) malam, sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, para korban membeli miras oplosan di sebuah warung di desa Mangunjaya, Bekasi.

"Kemudian masing-masing para korban minum oplosan jenis ginseng di masing-masing TKP alamat tersebut di atas dan titik kumpul minum terakhir di parkiran SPBU di Mangunjaya, Tambun Selatan, Bekasi," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.

Para korban merasakan pusing dan muntah sebelum akhirnya meninggal dunia di RSUD Bekasi, sementara dua korban lainya dirawat di rumah masing-masing.

sumber : https://m.detik.com/news/berita/d-4965557/minum-miras-oplosan-supaya-tak-kena-corona-5-pria-di-bekasi-tewas?tag_from=mnews_beritaTerkait

Juru Parkir di Balikpapan Tewas Usai Minum Alkohol 100 Persen Demi Cegah Corona



Seorang juru parkir ditemukan tewas di Balikpapan, Kaltim, pada Kamis (23/4). Ia meninggal setelah menenggak alkohol dengan kadar 100 persen. Saksi menyebut korban minum alkohol untuk mencegah virus corona (COVID-19).

Salah satu saksi, Hendra menemukan jasad korban yang juga temannya pada pukul 08.00 WITA di Kawasan Pasar Baru.

Ia kemudian melapor ke pihak kepolisian. Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan dan relawan langsung menuju lokasi.

Petugas kepolisian menemukan banyak botol bekas alkohol di tempat kejadian. Saksi lain bernama Budianur mengatakan, korban kerap mengonsumsi alkohol bersama dengan rekan-rekannya.

"Sudah sering dia mengonsumsi alkohol, katanya untuk penangkal corona. Sering ramai-ramai," jelas Budianur, Kamis (23/4).

Sementara itu, Kapolres Balikpapan, Kombes Pol Turmudi, mengatakan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan medis untuk mengetahui penyebab tewasnya korban.

“Benar, saat ini sudah dievakuasi di RSKD Balikpapan dan penyebabnya kita masih menunggu hasil visum dari rumah sakit," jelas Turmudi melalui pesan singkat, Kamis (23/4).

sumber : https://m.kumparan.com/kumparannews/juru-parkir-di-balikpapan-tewas-usai-minum-alkohol-100-persen-demi-cegah-corona-1tHPYqcjVAN/full